Yusuf mendoakan
supaya Zulaikhs melihat kembali dan dengan mukjizatnya Zulaikha dapat kembali
melihat. Zulaikha bersujud sebagai wujud sukurnya kepada Allah. Semua terdiam,
tetapi pendeta Amun tetap tidak percaya kalau Zulaikha dulu buta dan kita telah
melihat kembali. Yusuf menawarkan untuk melihat kemudaan Zulaikha sebagai tanda
kekuasaan Tuhan. Zulaikha kembali Muda. Zulaikha pingsan dan dibawanya keluar.
Tetapi tetap saja pendeta Amun tidak beriman. Khofo salah satu dari pendeta
Amun bertobat, yusuf menerimanya dan mendoakannya.
Zulaikha sadar
dari pingsan dan kembali sujud sebagai wujud sukurnya, Yusuf ingin melihatnya
tetapi dia tidak ingin melihat Yusuf tetapi dia ingin menyendiri kepada Tuhannya.
Anak-anak Yakub
belum juga sampai kerumahnya, keluarga Yakub khawatir menunggu mereka.
Akhirnya mereka
sampai juga, mereka mulai melihatnya. Para penanti meneriakkan akan tibanya
rombongan anak-anak Yakub.
Yukub senang
tetapi dia tidak ingin melihat anak-anaknya. Karena kesalahan mereka. Tetapi
mereka datang menjumpai ayah mereka dan menceritakan pengalaman mereka yang
disambut hangat oleh bendahara mesir. Mereka menceritakan tentang permintaan
bendahara mesir untuk membawa Benyamin dalam perjalanan berikutnya.
Di dalam karung
mereka menemukan uang mereka. Nabi Yakub mencurigai semua ini.
Yusuf
membawakan makan untuk Zulaikha. Tetapi Zulaikha tidak lagi perhatian kepada
Yusuf karena kini dia melihat satu hal yang lebih indah darinya
Gandum di Kan’an
mulai habis, kini mereka membutuhkan gandum. Semestinya anak-anak yakub harus
melakukan perjalanan kembali. Yakub tidak memberikan izin kalau Benyamin harus
ikut. Tetapi keadaan tidak mungkin. Benyamin harus ikut. Untuk itu anak-anak
yakub disuruh bersumpah untuk menjaga Benyamin. (sumber : www.haditv.com)
Judul : Seri Nabi Yusuf 030
Durasi : 01:04:59
Bahasa : Persia
Subtitle : Indonesia
Film Nabi yusuf subtitle bahasa indonesia Episode lainnya ada di => Film sejarah Islam Seri Nabi Yusuf subtitle Indonesia
Comments
Post a Comment
Terimakasih telah berkomentar dengan sopan.
Salam
Ibnu Syamsun