Hadits al Kisa'

Sebuah narasi tentang asbabunnuzul quran al ahzab ayat 33.


Hadits al Kisa
Dialog indah antara Nabi Muhammad saw bersama keluarganya. Kemudian mereka masuk kedalam satu selimut. Dan terkenallah dengan sebutan hadits al kisa.

Selamat menyaksikan…




Dari Jabir bin Abdillah Al-Anshori r.a., berkata: "Aku mendengar Fathimah a.s. berkata: "Pada suatu hari ayahku, Rasulullah Saw, datang kepada ku dan berkata: “Salam sejahtera atasmu wahai Fathimah.” Lalu kujawab: “Salam sejahtera atasmu juga ayah.”

Beliau berkata: “Fathimah, sungguh badanku merasa letih.” Aku berkata kepada beliau: “Aku berlindung kepada Allah untukmu dari keletihan itu wahai ayahku.” Lalu beliau berkata lagi: “Wahai Fathimah, ambilkan kain Yaman, lalu selimutkan aku dengannya.”

Segeralah aku mengambil kain Yaman kemudian menyelimutkannya ke badan ayahku. Sementara itu, aku melihat wajah ayahku bersinar bagaikan bulan purnama di malam hari. Tak lama kemudian, anakku yang bernama Hasan datang dan berkata: “Salam sejahtera atasmu wahai ibunda.”

Aku menjawab: "Salam atasmu juga wahai cahaya mataku (penghiburku), wahai buah hatiku.” Hasan berkata kepadaku: “Wahai ibundaku, aku mencium aroma yang menyegarkan dan harum, seperti harumnya aroma kakekku Rasulullah Saw.” “Betul”, jawabku, “Kakekmu di dalam selimut kain Yaman itu.”

(Kemudian) Hasan menghampirinya seraya mengatakan: “Salam sejahtera atasmu wahai kakekku, wahai Rasulullah Saw.” Bolehkah aku masuk (untuk) bersamamu di dalam selimut itu?.” Beliau (Rasulullah Saw.) berkata: “Salam atasmu juga wahai anakku, wahai pemilik telaga haudku, sungguh telah kuizinkan (engkau) masuk.” Maka masuklah Hasan kedalam kisa' (selimut) bersama Rasulullah Saw.

Beberapa saat kemudian Husain datang. Dan ia berkata: “Salam sejahtera atasmu wahai ibuku.” Salam sejahtera juga atasmu wahai cahaya mata ku (penghiburku), wahai buah hatiku, jawabku. Husain berkata kepadaku: “Wahai ibu, aku mencium aroma harum dan menyegarkan di sisimu, seperti harum aroma kakekku Rasulullah Saw.” “Benar” jawabku, Kakekmu bersama saudaramu (Hasan) dalam selimut kain Yaman itu.

Kemudian al-Husain menghampiri selimut, lalu berkata: “Salam sejahtera atasmu wahai kakekku, wahai pilihan yang dipilih oleh Allah. Wahai kakekku, bolehkah aku masuk (bergabung) dengan kalian berdua kedalam selimut itu.” “Salam atasmu juga wahai anakku,” jawab beliau Saw. “Wahai pemberi safa’at umatku, sungguh telah kuizinkan bagimu (untuk masuk).” Maka masuklah Husain kedalam selimut bersama mereka.

Tak lama berselang, Abul-Hasan Ali bin Abi Thalib datang dan berkata: “Salam sejahtera atas mu wahai putri Rasulullah Saw.” Salam juga atas mu wahai Abal Hasan, Wahai Amiril Mukminin, jawabku. Lalu ia (Imam Ali a.s.) berkata: “Wahai Fathimah, aku mencium aroma harum dan segar di sisimu, seperti aroma saudaraku, anak pamanku, Rasulullah Saw.” Benar, jawabku. Beliau bersama kedua anakmu di dalam kain Yaman itu. Lalu Abul Hasan menghampirinya. Kemudian berkata: “Salam atasmu wahai Rasulullah. Bolehkah aku masuk (untuk dapat) bersama kalian di dalam selimut?.” “Salam sejahtera atasmu wahai saudaraku, wahai khalifahku, wahai pemegang benderaku (panji-panji), sungguh telah kuizinkan engkau masuk,” jawab Rasulullah Saw. kepadanya. Maka masuk -lah Abul Hasan kedalam selimut itu.

Lalu, aku (Fathimah) menghampiri selimut itu seraya berkata: Salam sejahtera atasmu wahai ayahku, wahai Rasulullah. Bolehkah aku masuk kedalam selimut (agar dapat) bersama dengan kalian?. “Salam sejahtera atasmu wahai putriku, wahai bagian diriku, sungguh telah kuizinkan engkau masuk,” jawab Rasulullah. Maka aku masuk kedalam selimut itu.

Setelah semua lengkap berkumpul di dalam selimut. Ayahku, Rasulullah Saw., mengambil ujung kisa'/kain. Lalu beliau mengangkat tangan kanannya ke langit; seraya berkata: “Ya Allah, sesungguhnya mereka adalah keluargaku, pembawa risalahku, serta penjaganya (penjaga risalah). Daging mereka adalah dagingku dan darah mereka adalah darahku. Yang menyakiti mereka berarti menyakitiku; dan yang menyusahkan mereka berarti menyusahkanku. Aku memerangi siapa saja yang memerangi mereka; dan aku berdamai dengan siapa saja yang berdamai dengan mereka. Dan aku memusuhi siapa saja yang memusuhi mereka; dan aku mencintai siapa saja yang mencintai mereka. Maka sesungguhnya mereka dariku dan aku dari mereka. Maka berikanlah kesejahteraan dan belas kasih-Mu, rahmat dan ampunan-Mu, serta kerelaan-Mu kepadaku dan kepada mereka. Serta bersihkan mereka dari kotoran/dosa (lahir dan batin) sebersih-bersihnya.” Allah yang Maha Mulia dan Maha Agung berfirman: “Wahai malaikat-malaikatku, wahai para penghuni langit-langitku. Sungguh tak Ku-ciptakan langit yang terbentang dan bumi yang dihamparkan. Tidak pula bulan yang bercahaya (di malam hari), matahari yang bersinar terang benderang, dan bintang-bintang yang ber -edar pada orbitnya. Lautan yang terbentang dan kapal yang berlayar (di laut). Kecuali hanya untuk mencintai mereka berlima yang berada dalam selimut!.”

Kemudian malaikat Jibril bertanya (kepada Allah): “Ya Rabbi, siapakah mereka yang berada di dalam selimut itu?.” Allah yang Mahamulia dan Mahaagung berfirman: “Mereka adalah keluarga kenabian dan sumber risalah. Mereka adalah Fathimah, ayahnya (Muhammad Saw.), suaminya (Ali bin Abi Thalib), dan kedua anaknya (Hasan dan Husain).” Lalu malaikat Jibril berkata: “Ya Allah, sudikah Engkau memberi aku izin untuk turun kebumi bersama mereka untuk menjadi yang ke-enamnya?.” Allah menjawab: “Telah Ku-izinkan masuk.”

Maka turunlah malaikat Jibril ke bumi. Seraya mengucapkan: “Salam bagimu wahai Rasulullah. Yang Maha Tinggi dan Maha Agung mengucapkan salam padamu dan memberi penghormatan dan kemuliaan bagimu.” Seraya berfirman: “Demi kemuliaan-Ku, sungguh tidak akan Ku-jadikan langit terbentang, bumi terhampar, bulan yang bersinar, matahari yang bercahaya, bintang yang berputar. Lautan yang mengalir dan kapal yang berlayar, kecuali untuk kalian dan untuk mencintai kalian.” Serta Allah telah mengizinkan aku untuk masuk bersama kalian. Bolehkah aku masuk bersama kalian di dalam selimut wahai Rasulullah?.” Maka Rasulullah Saw. bersabda: “Salam sejahtera bagimu wahai pembawa wahyu Allah. Sungguh telah kuizinkan kamu masuk.” Maka masuklah malaikat Jibril bersama kami di dalam selimut. Dan ia (malaikat Jibril) berkata kepada Ayahku: “Sesungguhnya Allah memberikan wahyu kepada kalian seraya berfirman. “Sesungguhnya Allah menghendaki untuk menghilangkan semua kotoran/noda (lahir dan batin) dari kalian dengan sebersih-bersihnya.”

Lalu Ali bertanya kepada ayahku: “Wahai Rasulullah, kabarkan kepadaku apa keutamaan duduk kami di dalam selimut ini di sisi Allah?.” Maka Nabi menjawab: “Demi zat yang mengutus aku sebagai nabi dengan kebenaran. Memilihku dengan risalah sebagai penyelamat. Tidaklah disebut peristiwa kami ini dalam suatu majlis (upacara), dan di sana berkumpul pula pengikut dan pecinta kami, kecuali turun atas mereka rahmat Allah dan diliputi oleh para malaikat yang memohonkan ampun untuk mereka hingga mereka berpisah.” Ali berkata: “Jika begitu demi Allah, kami dan pengikut kami telah beruntung!.” Lalu nabi mengatakan kepada Ali: “Ya Ali, demi Zat yang mengutusku sebagai Nabi dengan kebenaran, memilihku dengan risalah sebagai penyelamat. Tidaklah disebut-sebut peristiwa kami ini dalam suatu majlis, dan disana berkumpul pula pengikut dan pecinta kami, bila mereka men -dapatkan kesulitan, maka Allah akan memudahkan nya; bila mereka di dalam kesedihan, maka Allah akan menghilangkan kesedihannya; bila mereka mempunyai kebutuhan, maka Allah akan memenuhi kebutuhannya.”

Kemudian Ali a.s. berkata: “Jika begitu demi Allah, kami (Ahlul Bait) serta pengikut dan pecinta kami beruntung dan berbahagia di dunia dan di akhirat, demi Pemelihara Ka’bah!.”


Comments